Latest Post

Copas Dari Ayu Avrieel

Written By Kalimantan View on Kamis, 09 Oktober 2014 | 01.18

Reuni Akbar

Written By Kalimantan View on Selasa, 12 Agustus 2014 | 00.02


Berpergian Ala Backpacker

Written By Kalimantan View on Senin, 11 Agustus 2014 | 11.47



BAREMPALA - Menjadi seorang backpacker tidak  hanya butuh keahlian untuk mengelola uang agar perjalanan menjadi murah, tapi juga banyak hal lain yang harus diketahui agar perjalanan tetap aman dan nyaman. Berikut ulasannya

Cuci baju di shower/wastafel
Backpacker bukan berarti Anda harus pergi dengan baju kotor. Mau hemat, cuci baju Anda dengan sabun hotel di wastafel atau shower saat menginap.

Bawa selalu tisu basah
Kadang Anda terjebak di perjalanan panjang tanpa pemberhentian sama sekali. Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman karena wajah kotor, Anda bisa menggunakan tisu basah sebagai pengganti sementara air untuk bercuci muka.

Gulung pakaian

Simpan pakaian di ransel atau koper dengan cara digulung. Dengan begini, Anda akan menghemat banyak ruang di dalam tas.

Selalu bawa kantung plastik
Baju yang kotor dan bau bisa membuat baju lain yang bersih ikut bau bila tidak dipisahkan. Gunakan kantung plastik untuk menyimpan pakaian kotor dan basah.

Bersiap untuk tidur di mana saja

Berwisata dengan cara backpacker adalah saatnya untuk berpergian dengan biaya yang miring. Bila Anda ingin menghemat uang dengan tidur di bandara atau stasiun, bawa selalu penutup mata dan telinga agar tidak terganggu cahaya dan suara ribut.

Semoga bermanfaat untuk anda yang ingin mencoba bepergian ala Backpacker.

Pantai Tabanio Antara Keindahan dan Ranting Pohon



BAREMPALA -Pantai Tabanio merupakan salah satu pantai yang memiliki pesona keindahan alam, yang tak kalah dengan pantai-pantai wisata lainnya. Namun sayang, pantai ini seakan terlupakan, kenapa?
Dari Kota Banjarbaru, perjalanan ke Pantai Tabanio memakan waktu satu jam setengah dengan  jarak tempuh 63 km. Kondisi jalan sedikit naik turun, ditambah jebakan lubang yang bertebaran secara acak. Birunya langit, hijaunya sawah-sawah, menjadi santapan pandangan mata sepanjang perjalanan. Sesekali hewan ternak sapi terlihat asik diantara tingginya rumput.
Tabanio merupakan desa kecil di Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut. Desa ini terletak pada garis khatulistiwa 114,603 – 114,697 Bujur Timur dan 3,72207 – 3,99539 Lintang Selatan.
Apabila dipantau dari peta besar Provinsi Kalimantan Selatan, desa ini nyaris tidak tampak dan lenyap, padahal desa ini dilewati apabila kita menuju Pantai Takisung.
Desa Tabanio menjadi bukti berdarah dalam perang perebutan takhta kekuasaan Kesultanan Banjar, yang pada akhirnya Belanda mengambil kesempatan memasuki wilayah tersebut. Sampai sekarang, peninggalan sejarah itu masih terlihat dari sisa-sisa benteng pertahanan Belanda.
Desa Tabanio saat ini dihuni sekitar 850 keluarga, 70% yang didominasi nelayan sebagai mata pencaharian sebagai nelayan tradisional. Mereka mulai melaut sejak 20 tahun yang lalu. Sebagian adalah generasi kedua atau ketiga yang mewarisi pekerjaan ayah atau kakeknya, tetapi sebagian lainnya adalah nelayan generasi pertama yang tetap bertahan meski usia sudah tidak muda lagi.
Sebelum memasuki Pantai Tabanio, kapal-kapal tradisional yang cukup besar, tersusun rapi di anak Sungai Tabanio. Selain itu, ikan kering yang dijemur di halaman rumah juga tampak menarik perhatian.
“Harga satu kilo iwak karing (ikan kering) tenggiri Rp 60.000.” begitu menurut penuturan Anisa, salah satu penduduk setempat.
Di sela-sela perbincangan sayup-sayup terdengar suara ombak,  menikmati matahari senja di pantai yang memang berbatasan langsung dengan Desa Tabanio cukup mengasyikkan.
“Jarang sekali ada orang yang datang ke sini. Kalau toh ada paling-paling hanya di hari libur, itu pun jumlahnya sedikit,” ujar warga yang kebetulan sedang asik memungut jemuran ikan kering di pantai.
Hamparan pasir tempat berdiri yang dihiasi pepohonan rindang, membuat rasa lelah selama perjalan terbayar sudah. Hanya saja sayangnya, pantai tampak kotor. Sampah dan ranting-ranting pohon berserakan. Beruntung, indahnya matahari yang perlahan membenamkan diri di ufuk barat, seolah persoalan kotornya pantai terlupakan.
Gelombang air laut yang berulang-ulang semakin mendekat dengan desa, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ternyata pengaruh abrasi pantai cukup signifikan. Matahari mulai bersembunyi di balik garis laut dan tenggelam dengan indah

Wisata Alam Mandiangin Menikmati Ngarai Putri Kembar



BAREMPALA -Hutan Pendidikan Taman Hura (Tahura) Sultan Adam, terletak di Desa Mandiangin Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Karena itu, Hutan Pendidikan Tahura Sultan Adam ini lebih dikenal dengan sebutan Wisata Mandiangin.
Dari Kota Banjarbaru, jarak objek wisata ini sekitar 15 kilometer atau 30 menit perjalanan menggunakan kendaran.  Dari sekian banyak objek wisata yang ada di Wisata Mandiangin ini, kolam dan reruntuhan bangunan tua peninggalan Belanda jadi andalan.
Sekedar tambahan informasi, menurut  seorang petugas Wisata Mandiangin, Amin, dulunya pada tahun 1989 Wisata Mandiangin bernama Taluk Gunung. Penamaan itu diambil karena kawasan alamnya dibentangi gugusan gunung.
“Konon setiap air tejun dan kolam Belanda ini dianggap mistis bagi pengunjung. Ada penjaganya di sekitar gunung ini, yakni berupa putri  kembar. Wahana mistis itu pun yang menambah serunya petualangan di tempat situs peninggalan Belanda,” ujar Amin.
Sisa-sisa embun masih terlihat jelas di dedaunan pepohonan yang mulai membesar. Sementara pemandangan ngarai dengan air terjunnya, memanjakan mata  ketika menginjakkan kaki di kawasan kolam pemandian Belanda Mandiangin—demikian biasa masyarakat setempat menyebut kawasan tersebut.
Hanya saja sayangnya, untuk bisa menikmati keindahan di sana jalan yang dilalui terbilang tidak nyaman. Tetapi, yakinlah semua itu terbayar lunas ketika kita sampai ke objek.  Jalan meliuk, rindangnya pepohonan, membuat para pelancong puas menikmati keindahan alam.
“Saya paling nyaman membenamkan diri di air terjun yang ada di bawah Kolam Belanda. Biasanya itu saya lakukan usai menjelajahi objek-objek  yang ada, seperti ke puncak di mana ada  reruntuhan bangunan peninggalan Belanda,” kata Caca, mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Banjarbaru.
Wisata Mandiangin mulai dikenal tahun 1980 –an Presiden Soeharto melakukan penghijauan di sana. Sejak itulah Wisata Alam Mandiangin menjadi salah satu kawasan yang ramai dikunjungi para wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara.
Puncak gunung yang memiliki ketinggian 546 dari air laut ini, juga dimanfaatkan bagi para komunitas sepeda gunung untuk berlatih melawan ektrimnya gunung sepanjang 1300 m panjang yang dilalui mereka.
Demikian juga para fotografer, acap kali menjadikan momen jepretannya di kala waktu fajar meyingsing. Hasilnya, tengger Tahura terlihat begitu indah dengan hiasan embun yang menutupi perbukitan, layaknya negeri di atas awan. Cukup, tidak! Karena pengunjung juga bisa menikmati proses matahari terbit ( sunrise).
Selain keindahan alam, di Wisata Mandiangin juga dilengkapi wahana Flying Fox dan Kandang Rusa. Tentu saja tak ketinggalan warung-warung dengan berbagai menu makanan dan minuman.
“Tahura Sultan Adam merupakan objek wisata bentang alam yang paling sering dikunjungi orang-orang. Hanya dengan membayar karcis Rp2500 maka pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai pesona alam,” tutur salah seorang pengunjung dari Banjarmasin Rasid Ridho

Pulau Miang Ingin Dijadikan Seperti Derawan



BAREMPALA - Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Alam Universitas Mulawarman, Ir Bernaulus Saragih, M.Sc. Ph.D, menilai Pulau Miang Besar dan Miang Kecil di Kecamatan Sangkulirang sebagai Pulau Derawannya Kutai Timur. Hal ini karena berbagai perannya yang strategis sekaligus potensinya yang besar.
“Kawasan tersebut merupakan pertemuan arus dari Selatan ke Utara, juga dari Laut Sulawesi ke Sungai Sangkulirang. Potensi perikanan dan kelautannya sangat besar. Terlebih bila dikelola sebagai ekowisata. Kedua pulau itu merupakan Derawannya Kutim,” ucapnya.
Pulau Derawan merupakan pulau wisata yang terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, yang sangat terkenal keindahan serta potensi kelautan dan perikanannya.
Langkah yang harus dilakukan adalah menjadikan pulau sebagai kawasan konservasi. “Penetapan sebagai kawasan konservasi itu tidak semata tergantung tata ruang. Tetapi pada fungsinya. Penetapan sebagai kawesan konservasi perlu dilakukan,” katanya.
Bernaulus pun menilai warga bakal mengalami keterguncangan budaya (cultural shock) terkait proyek MBCT, karena mereka harus meninggalkan profesi turun temurun yang menggarap sektor perikanan dan kelautan.
“Industri batu bara itu padat modal, bukan padat karya. Apalagi hanya sebatas terminal yang berfungsi bongkar muat. Kalaupun ada penyerapan tenaga kerja, tentu yang bersifat mekanis, seperti sopir. Apalagi akan menggunakan teknologi conveyor,” katanya.
Bila menggunakan conveyor, tentu lebih sedikit tenaga yang diserap. Bila demikian, sebagian masyarakat yang lain akan kesulitan. Mengingat kultur kolektif sebagai pegiat sektor perikanan dan kelautan sudah ditinggalkan. Karena itu, fungsi pulau harus dipertahankan.

Pedoman Penting Survival


BAREMPALA -Pengetahuan ini dinamakan Teknik Survival atau Bertahan Hidup. Untuk bertahan hidup ada beberapa kondisi minimum yang harus dimiliki oleh seorang petualang, terutama dalam hal mencari dan menemukan makan dan minum di hutan belantara.Anda dilarang asal-asalan memilih calon sumber makanan jika berada di hutan. Karena calon sumber makanan itu harus lolos seleksi dahulu supaya tidak mengakibatkan beberapa hal yang membahayakan, misal: keracunan, gatal-gatal, alergi, infeksi, mual, mencret bahkan yang fatal dapat mengakibatkan kematian.
Jika anda berpetualang di hutan belantara kemudian tersesat, resiko seperti ini harus dimengerti terutama bagi petualang pemula. Oleh karena itu sebelum menjelajah anda harus membekali diri dengan pengetahuan dasar bagaimana cara bertahan hidup di hutan.

Menemukan Makanan di Hutan
Berikut beberapa pedoman penting kita menemukan calon sumber makanan kita di hutan:
1.  Pilih tumbuhan yang dimakan monyet/kera.
Secara genetik primata ini yang paling menyerupai manusia, otomatis makanan yang mereka makan akan lebih mudah diterima oleh pencernaan kita.
2.  Anda dapat mencari atau berburu hewan
Misal: Ayam hutan, burung, jangkrik, serangga, kelelawar, katak, tikus, cacing dll
3.  Hindari tumbuhan berbulu.
Tumbuhan berbulu, tidak bisa dicerna oleh organ pencernaan manusia. Kalau tetap nekat memakannya, Anda bisa mengalami iritasi organ pencernaan.
4.  Hindari Tumbuhan yang mengandung banyak getah.
Tumbuhan bergetah biasanya gatal dan menyebabkan keracunan.
5.  Hindari tumbuhan yang berbau tidak sedap atau menyebabkan pusing
6.  Carilah umbi dari tanaman
Misal: bengkoang, talas, kentang, dll
7.  Carilah Batang yang dapat dimakan.
Misal: tebu, rebung, batang pisang, dll
8.  Carilah Daun yang dapat dimakan
Misal: selada air, daun paku, daun singkong, daun pakis, dll
9.  Jika terpaksa carilah Jamur.
Hindari yang berwarna mencolok, baunya menyengat, mengeluarkan getah, tumbuh di kotoran hewan dan berbintik-bintik kontras. (Lihat http://barempala.blogspot.com/2014/08/macam-macam-jamur-yang-bisa-di-makan.html#more )
Setelah anda menyeleksi calon makanan itu, sebelum anda makan sebaiknya anda rebus terlebih dahulu sampai matang.
Namun jika anda masih curiga dengan tumbuhan yang sudah anda seleksi tadi, anda dapat mengetes sekali lagi apakah Tumbuhan dan Jamur yang anda temukan memang dapat anda makan.
Berikut tipsnya supaya terhindar dari kesalahan menemukan calon bahan makanan:
  1. Coba sayat dan gesekkan calon makanan pilihan Anda di telapak tangan dan tunggulah sekitar 5-10 menit. Jika menimbulkan iritasi jangan dikonsumsi karena bisa berbahaya untuk pencernaan. Rasa gatal itu akibat zat-zat yang terkandung di dalam daun itu. Artinya zat-zat tersebut tidak ramah untuk tubuh manusia.
  2. Jika tes pertama lolos, sayat tumbuhan itu kemudian oleskan di pipi, tunggu 5-10 menit. Jika menimbulkan rasa gatal, berarti anda wajib menghindarinya.
  3. Jika tes kedua lolos, sayat sekali lagi da oleskan di permukaan bibir anda, tunggu 5-10 menit. Jika menimbulkan gatal atau bercak-bercak di sekitar bibir, berarti anda harus membuangnya.
  4. Jika tes ketiga lolos, anda mulai dapat mencicipinya sedikit, kemudian tunggu 5-10 menit. Jika terasa gatal atau panas di tenggorokan atau mual atau pusing. Segera hentikan dan buang.
  5. Jika tes keempat lolos anda dapat mulai memasaknya dengan sedikit garam untuk menetralisir kemungkinan bakteri dan racun yang ada. Kemudian anda dapat nikmati makanan itu.
Bagaimana Menemukan Air di Hutan
Sedang untuk memperoleh air anda dapat mendapatkannya dengan:
  1. Mengumpulkan dari embun pagi.
  2. Dari air hujan.
  3. Dari tetes air di ujung-ujung daun.
  4. Dari cerukan atau retakan batu.
  5. Dari perasan lumut.
  6. Dari buah atau tanaman yang mengandung banyak air.
Semoga ulasan ini dapat menjadi sedikit bekal pengetahuan agar kita tidak panik dan tetap dapat bertahan hidup jika kita tersesat di hutan dan tidak lagi memiliki makanan dan air lagi.
Sebab dengan makan dan minum diharapkan kita akan tetap dapat berpikir memecahkan masalah atau untuk mencari cara agar bantuan datang.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Barempala - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger