Home » » Pantai Tabanio Antara Keindahan dan Ranting Pohon

Pantai Tabanio Antara Keindahan dan Ranting Pohon

Written By Kalimantan View on Senin, 11 Agustus 2014 | 11.39



BAREMPALA -Pantai Tabanio merupakan salah satu pantai yang memiliki pesona keindahan alam, yang tak kalah dengan pantai-pantai wisata lainnya. Namun sayang, pantai ini seakan terlupakan, kenapa?
Dari Kota Banjarbaru, perjalanan ke Pantai Tabanio memakan waktu satu jam setengah dengan  jarak tempuh 63 km. Kondisi jalan sedikit naik turun, ditambah jebakan lubang yang bertebaran secara acak. Birunya langit, hijaunya sawah-sawah, menjadi santapan pandangan mata sepanjang perjalanan. Sesekali hewan ternak sapi terlihat asik diantara tingginya rumput.
Tabanio merupakan desa kecil di Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut. Desa ini terletak pada garis khatulistiwa 114,603 – 114,697 Bujur Timur dan 3,72207 – 3,99539 Lintang Selatan.
Apabila dipantau dari peta besar Provinsi Kalimantan Selatan, desa ini nyaris tidak tampak dan lenyap, padahal desa ini dilewati apabila kita menuju Pantai Takisung.
Desa Tabanio menjadi bukti berdarah dalam perang perebutan takhta kekuasaan Kesultanan Banjar, yang pada akhirnya Belanda mengambil kesempatan memasuki wilayah tersebut. Sampai sekarang, peninggalan sejarah itu masih terlihat dari sisa-sisa benteng pertahanan Belanda.
Desa Tabanio saat ini dihuni sekitar 850 keluarga, 70% yang didominasi nelayan sebagai mata pencaharian sebagai nelayan tradisional. Mereka mulai melaut sejak 20 tahun yang lalu. Sebagian adalah generasi kedua atau ketiga yang mewarisi pekerjaan ayah atau kakeknya, tetapi sebagian lainnya adalah nelayan generasi pertama yang tetap bertahan meski usia sudah tidak muda lagi.
Sebelum memasuki Pantai Tabanio, kapal-kapal tradisional yang cukup besar, tersusun rapi di anak Sungai Tabanio. Selain itu, ikan kering yang dijemur di halaman rumah juga tampak menarik perhatian.
“Harga satu kilo iwak karing (ikan kering) tenggiri Rp 60.000.” begitu menurut penuturan Anisa, salah satu penduduk setempat.
Di sela-sela perbincangan sayup-sayup terdengar suara ombak,  menikmati matahari senja di pantai yang memang berbatasan langsung dengan Desa Tabanio cukup mengasyikkan.
“Jarang sekali ada orang yang datang ke sini. Kalau toh ada paling-paling hanya di hari libur, itu pun jumlahnya sedikit,” ujar warga yang kebetulan sedang asik memungut jemuran ikan kering di pantai.
Hamparan pasir tempat berdiri yang dihiasi pepohonan rindang, membuat rasa lelah selama perjalan terbayar sudah. Hanya saja sayangnya, pantai tampak kotor. Sampah dan ranting-ranting pohon berserakan. Beruntung, indahnya matahari yang perlahan membenamkan diri di ufuk barat, seolah persoalan kotornya pantai terlupakan.
Gelombang air laut yang berulang-ulang semakin mendekat dengan desa, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ternyata pengaruh abrasi pantai cukup signifikan. Matahari mulai bersembunyi di balik garis laut dan tenggelam dengan indah
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Barempala - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger